Anda Ingin, Anda Yakin, maka Itu MUNGKIN...

Thursday 29 March 2012

Kenaikan BBM

Berkaitan dengan rencana kenaikan BBM awal bulan April, antara setuju dan tidak. Setuju, asal anggaran untuk subsidi BBM digunakan untuk kebutuhan yang benar. Tidak cuma untuk "hura-hura" dengan topeng study banding ke luar negeri. Selain itu dibutuhkan Transparansi anggaran, jadi tidak ada buruk sangka pada pemerintah yang terhormat. Dan Tidak setuju, alasannya kembali lagi pada alasan yang tadi, jika anggaran tidak digunakan dengan benar.

Tapi, setuju atau tidak, keputusan tetap ada pada tangan pemerintah. Sebagai rakyat, sudah menjadi ke"harus" an untuk menerima keputusan tersebut. Bukan berarti harus begitu saja menerima, toh kita juga bisa menyuarakan aspirasi kita. Kalau mendatangi gedung DPR yang terhormat dirasa tidak mungkin, satu-satunya jalan adalah demo. Bukan demo yang rusuh, tapi demo yang damai, walaupun selama ini, dengan demo yang 'rusuh' pun pemerintah seakan tidak mendengar keluhan rakyat., tapi setidaknya aspirasi sudah disampaikan.

Sebagai pertimbangan, dengan menaikkan harga BBM, pasti pemerintah sudah mempunyai pemikiran sendiri, apa akibat yang akan ditimbulkan. Harga kebutuhan pokok kemungkinan besar akan naik. Nah, bagaimana dengan nasib rakyat miskin??..tentu pemerintah sudah memikirkannya, dengan memberikan BLT sebesar Rp 150.000,00 per bulan yang akan diberikan selama enam bulan. Tapi masalahnya, apakah BLT sudah cukup efektif sebagai solusi? bisa dilihat sendiri kan bagaimana hasilnya.

Menyoroti alasan kenaikan BBM, sebenarnya apa alasannya? sebatas pada pengetahuan saya, alasannya adalah karena kenaikan harga minyak dunia, menyebabkan pembengkakan pada subsidi BBM yang semakin memberatkan APBN. Apalagi jumlah pengguna BBM bertambah setiap tahun. Alasan yang masuk akal menurut saya, karena menjaga kestabilan APBN juga penting.

Satu hal yang saya ingat, dan ada kemungkinan saya salah ingat adalah ucapan SBY saat menaik-turunkan harga BBM beberapa tahun lalu. Beliau mengucapkan bahwa harga BBM dalam negeri tidak dipengaruhi oleh harga minyak dunia. Untuk ucapan tersebut sepertinya tidak mungkin, melihat kebutuhan minyak Indonesia sebagian besar tidak diproduksi sendiri. Atau mungkin ucapan tersebut hanya untuk mengambil hati rakyat yang pada waktu itu beliau akan mencalinkan diri kembali sebagai peresiden. Karena, sekali lagi, menurut ingatan saya, ucapan tersebut diucapkan saat menurunkan BBM padahal harga minyak dunia masih melambung.

Mengenai komentar kenaikan BBM ini, banyak banyak yang setuju dan tidak. Bahkan, teman saya mengatakan "untuk beli BB, iPad, dan gadjet  lain yang harganya jutaan oke-oke aja, giliran harga BBM naik Rp 1500,00 saja menjadi masalah". Tanggapan saya ya hanya tersenyum. Rakyat kan boleh berpendapat apa saja. Jadi, mau setuju atau tidak ya monggo...

No comments:

Post a Comment