Anda Ingin, Anda Yakin, maka Itu MUNGKIN...

Friday 20 April 2012

Alat dan Lingkungan Pendidikan


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pelaksanaan pendidikan sejak jaman silam sampai sekarang ini ternyata para pendidik telah mempergunakan alat pendidikan yang bermacam-macam walaupun diakui alat pendidikan yang digunakan ada kekurangannya

Banyaknya salah persepsi pendidik dalam menggunakan alat pendidikan yang mengakibatkan sesuatu yang buruk terjadi pada anak didik misalnya hukuman yang bersifat membawa anak didik cedera. Karena pada dasarnya persepsi orang akan hukuman adalah tindakah yang dijatuhkan kepada anak yang melanggar walaupun dengan bentuk apapun. Hukuman itu dan dilakukan dengan cara tidak sadar dan sengaja tanpa melihat hal buruk apa yang akan terjadi pada anak didik dan hukuman itu bukan dengan harapan agar anak tersebut menyadari kesalahannya dan berjanji tidak mengulanginya lagi.

Setelah mengetahui alat pendidikan diperlukan pemahaman mengenai lingkungan pendidikan karena hal tersebut tidak bisa dipisahkan. Lingkungan pendidikan merupakan salah satu komponen dalam sistem pendidikan. Pada hakikatnya lingkungan pendidikan merupakan sesuatu yang ada di luar individu, walaupun ada juga yang  mengatakan bahwa ada lingkungan yang terdapat dalam individu.

Oleh karena itu, kami menjelaskan secara rinci dalam makalah kami pengertian dan jenis alat pendidikan dan lingkungan pendidikan yang mempengaruhi peserta didik.

B.     Tujuan

1.      Mengetahui pengertian dan macam alat pendidikan.

2.      Memahami cara-cara menggunakan alat pendidikan.

3.      Mengetahui pengertian dan macam lingkungan pendidikan.

4.      Mengetahui fungsi lingkungan pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Alat Pendidikan

Alat pendidikan adalah segala sesuatu yang secara langsung membantu terwujudnya pencapaian tujuan pendidikan, atau dengan kata lain alat pendidikan adalah situasi dan kondisi yang sengaja dibuat oleh guru untuk membantu terwujudnya tujuan pendidikan.

Sementara itu, Ahmad D. Marimba memandang alat pendidikan dari aspek fungsinya, yakni ; alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan (untuk mencapai tujuan selanjutnya).

Dalam praktik pendidikan, istilah pendidikan sering diidentikkan dengan media pendidikan, walaupun sebenarnya pengertian alat lebih luas daripada media. Media pendidikan adalah ”Alat, metode dan tekhnik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.”

 

            Alat pendidikan berkaitan dengan tindakan atau perbuatan pendidik. Macam alat pendidikan menurut wujudnya meliputi:

1.      Perbuatan pendidik, yakni alat pendidikan yang bersifat non material, sering disebut software. Alat pendidikan non material ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

a.       Bersifat mengarahkan: memberi teladan, membimbing, menasehati, perintah, pujian dan hadiah.

b.      Bersifat mencegah: melarang atau mencegah, menegur, mengancam dan bahkan menghukum.

Penggunaan alat pendidikan yang berupa tindakan pendidik adalah: teladan, pujian dan hadiah, perintah, larangan, teguran, ancaman, dan hukuman.

2.      Benda-benda sebagai alat bantu pendidikan à bersifat materi dan sering disebut hardware. Contohnya adalah: buku-buku, gambar, alat permainan, alat peraga, alat laboratorium, meja kursi, papan tulis, OHP dsb.

Sesuai dengan metode pandidikan, agar alat pendidikan tersebut dapat dikatakan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a.       Tujuan pendidikan,  alat pendidikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan tertentu, misalnya mendidik anak untuk makan dengan sopan maka alat pendidikan yang sesuai adalah melalui tindakan memberi contoh.

b.      Pendidik, Pendidik harus memahami peranan alat tersebut dan cakap dalam menggunakanya. Pendidik harus mengetahui karakteristik peserta didiknya, harus disesuaikan pula dengan situasi, kondisi, ruang dan waktu.

c.       Peserta didik, Peserta didik mampu menerima penggunaan alat pendidikan dan tidak menimbulkan akibat sampingan yang merugikan peserta didik.

Ketiga hal tersebut merupakan komponen terpenting dalam sistem pendidikan sehingga harus diperhatikan. Menurut Ki Hajar Dewantara yang kita maksudkan dengan perkataan peralatan itu sebenarnya alat-alat yang pokok, cara-caranya mendidik. Cara-cara itu sangat banyak antara lain.

1.        Memberi contoh (voorbeeld)

2.        Pembiasaan

Anak-anak dapat menurut dan taat kepada peraturan-peraturan dengan jalan membiasakannya dengan perbuatan-perbuatan yang baik, di dalam rumah tangga atau keluarga, di sekolah dan juga di tempat lain.

Supaya pembiasaan itu dapat lekas tercapai dan baik hasilnya, harus memenuhi beberapa syarat tertentu, antara lain :

a.         Mulai membiasaan itu sebelum terlambat, jadi sebelum anak itu mempunyai kebiasaan lain yang berlawanan dengan hal-hal yang akan dibiasakan.

b.        Pembiasaan itu hendaklah terus menerus (berulang-ulang) dijalankan secara teratur sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang otomatis. Untuk itu dibutuhkan pengawasan.

c.         Pembiasaan hendaklah konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh terhadap pendiriannya yang telah diambilnya.

d.        Pembiasaan yang mula-mulanya mekanistis itu harus makin menjadi pembiasaan yang disertai kata hati anak itu sendiri

3.    Pengawasan

 Pengawasan itu penting sekali dalam mendidik anak. Tanpa pengawasan berarti membiarkan anak berbuat sekehendaknya anak tidak akan dapat membedakan yang baik dan yang buruk, tidak mengetahui mana yang seharusnya dihindari atau tidak senonoh dan mana yang boleh dan harus dilaksanakan, mana yang membahayakan dan mana yang tidak.

Tetapi pendapat para ahli didik sekarang umumnya, sependapat bahwa pengawasan adalah alat pendidikan yang penting dan harus dilaksanakan, biarkan secara berangsur-angsur anak itu harus diberi kebebasan. Pendapat yang akhir ini mengatakan bukankah kebebasan itu yang dijadikan pangkal atau permulaan pendidikan, melainkan kebebasan itu yang hendak diperoleh pada akhirnya.

4.        Perintah

bukan hanya apa yang keluar dari mulut seseorang yang harus dikerjakan oleh orang lain. Melinkan dalam hal ini termasuk pula peraturan-peraturan umum yang harus ditaati oleh anak-anak. Tiap-tiap perintah dan peraturan dalam pendidikan mengandung norma-norma kesusilaan, jadi bersifat memberi arah ke yang lebih baik.

Syarat-syarat memberi perintah antara lain :

a.       Perintah hendaknya terang dan singkat, jangan terlalu banyak komentar, sehingga mudah dimengerti oleh anak.

b.      Perintah hendaknya disesuaikan dengan keadaan dan umur anak sehingga jangan sampai memberi perintah yang tidak mungkin dikerjakan oleh anak itu. Tiap-tiap perintah hendaknya disesuaikan dengan kesanggupan anak.

c.       Kadang-kadang perlu pula kita mengubah perintah itu menjadi suatu peritah yang lebih bersifat permintaan sehingga tidak terlalu keras kedengarannya. Hal ini berlaku lebih-lebih terhadap anak yang sudah besar.

d.      Janganlah terlalu banyak dan berlebihlebihan memberi perintah,sebab dapat mengakibatkan anak itu tidak patuh, tetapi menentang, pendidik hendaklah hemat akan perintah.

e.       Pendidik hendaklah konsekuen terhadap apa yang telah diperintahkannya, suatu perintah yang harus ditaati oleh seorang anak, berlaku pula bagi anak lain.

f.       Suatu perintah yang bersifat mengajak, sipendidik turut melakukannya, umumnya lebih ditaati oleh anak-anak dan dikerjakannya dengan gembira.

5.    Larangan

Di samping memberi perintah, sering pula kita harus melarang perbuatan anak-anak. Larangan itu biasanya kita keluarkan jika anak melakukan sesuatu yang tidak baik, yang merugikan, atau dapat membahayakan dirinya.

Seorang ayah dan ibu yang sering melarang perbuatan anaknya, dapat mengakibatkan bermacam-macam sifat atau sikap yang kurang baik pada anak itu, seperti : Keras kepala atau melawan, Pemalu dan penakut, Perasaan kurang harga diri, Kurang mempunyai perasaan tanggung jawab, Pemurung atau pesimis, Acuh tak acuh terhadap sesuatu (apatis) dan sebagainya.

Syarat-syarat yang harus diperintahkan dalam melakukan larangan diantaranya :

a.    Sama halnya dengan perintah, larangan itu harus diberikan dengan singkat, supaya dimengerti maksud larangan itu.

b.   Jangan terlalu sering melarang, akibatnya tidak baik bagi anak-anak yang masih kecil, larangan dapat dicegah dengan membolehkan perhatian anak kepada sesuatu yang lain, yang menarik minatnya.

5. Ganjaran

Ganjaran adalah salah satu alat pendidikan yang untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan. Pendidik bermaksud suapaya dengan ganjaran itu anak menjadi lebih giat lagi usahanya untuk mempertinggi prestasi yang telah dicapainya untuk bekerja atau berbuat lebih lagi.

Beberapa macam perbuatan atau sikap pendidik yang dapat merupakan ganjaran bagi anak didiknya.

a.       Guru mengangguk-angguk tanda senang dan membenarkan suatu jawaban yang diberikan oleh seorang anak.

b.      Guru memberi kata-kata yang menggembirakan (pujian) seperti, ”Rupanya sudah baik pula tulisanmu, mun, kalau kamu terus berlatih, tentu akan lebih baik lagi”.

c.       pekerjaan dapat juga menjadi suatu ganjaran. Contoh ”Engkau akan segera saya beri soal yang lebih sukar sedikit, Ali, karena yang nomor 3 ini rupa-rupanya agak terlalu baik engkau kerjakan.

d.      ganjaran dapat juga berupa benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak-anak. Misalnya pensil, buku tulis, gula-gula atau makanan yang lain.

6.     Hukuman

Hukuman adalah alat pendidikan yang tidak lepas dari sistem kemasyarakatan serta kenegaraan yang berlaku pada waktu itu, dengan kata lain hukuman adalah penderitaan yang diberikan atai di timbulkan dengan sengaja oleh seseorang.

B.     Lingkungan Pandidikan

Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidupa lainnya. Lingkungan dibedakan menajdi lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati, lingkungan buatan dan lingkungan sosial. Sebagai contoh saat berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan- hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Sedangkan lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbgai factor lingkungan yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial.

Pada hakikatnya lingkungan pendidikan merupakan sesuatu yang ada di luar individu, walaupun ada juga yang  mengatakan bahwa ada lingkungan yang terdapat dalam individu.

Lingkungan pendidikan meliputi:

1.      Lingkungan fisik (keadaan iklim, keadaan alam)

2.      Lingkungan budaya (bahasa, seni, ekonomi, politik, pandangan hidup, keagamaan dan lainya)

3.      Lingkungan sosial/masyarakat (keluarga, kelompok bermain,organisasi)

Dalam GBHN disebutkan pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat. Karena itu pandidikan merupakan tanggung jawab bersama antar keluarga, pemerintah dan masyarakat.

Ki Hajar Dewantara membedakan lingkungan pendidikan berdasar pada kelembagaan yang disebut tri pusatpendidikan

1.      Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan utama karena dalam keluarga itulah kepribadian anak terbentuk. Keluarga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan kepribadian anak. Pengaruh semakin berkurang jika anak semakin dewasa. Keluarga inilah yang dikenal oleh anak sebagai kesatuan hidup bersama.

2.      Lingkungan sekolah

Pengaruh sekolah atau balai wiyata adalah lingkungan pendidikan yang mengembangkan dan meneruskan pendidikan anak menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan bertingkah laku yang baik. Sekolah merupakan lembaga sosial formal yang didirikan oleh negara maupun yayasan tertentu unntuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah disatu pihak mewakili orangtua atau masyarakat dipihak lain mewakili negara.

3.      Lingkungan Organisasi Pemuda

Organisasi pemuda ada yang bersifat informal (kelompok debaya, kelompok bermain) maupun yang bersifat formal yang diusahakan baik oleh pemerintah maupun yng diusahakan oleh yayasan tertentu. Lingkungan pendidikan ini diharapkan mampu membina pemuda-pemudi melalui pendidikan diri sendiri memadukan perkembangan kecerdasan, budi pekerti dan perilaku sosial.

Fungsi Lingkungan Pendidikan Terhadap Proses Pendidikan Manusia

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Antara lingkungan yang sau dengan lingkungan yang lain tidka mungkin untuk berdiri sendiri. Terdapat hubungan timbale balik dan saling mempengaruhi antar lingkungan pendidikan.

Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat manusia. Lingkungan sekolah sebagai bekal skil dan ilmu pengetahuan, sedangkan lingkungan masayarakat merupakan tempat praktek dari bekal yang diperoleh di keluarga dan sekolah sekaligus sebagai tempat pengembangan kemampuan diri.

Melihat hal diatas maka sudah selayaknya terdapat koordinasi antar lingkungan sehingga terjadi keselarasan dan keserasian dalam menjadikan manusia yang berpendidikan dan berkepribadian unggul.



BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Proses mencapai tujuan pendidikan untuk menghasilkan manusia yang unggul baik secara pribadi maupun penguasaan ilmu pengetahuan tidak hanya tergantung tentang bagaiamana sistem pendidikan di jalankan oleh lingkungan pendidikan formal. Namun juga dipengaruhi oleh alat pendidikan yang digunakan serta lingkungan pendidikan. Selain itu dalam menggunakan alat pendidikan diperlukan cara-cara yang sesuai dengan perkembangan kepribadian anak dan psikologi anak.

Antara lingkungan pendidikan yang satu dan lingkungan yang lain yang disebut sebagai tripusat pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, namun ada hubungan saling mempengaruhi diantara lingkungan pendidikan

Saran

Melihat kenyataan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal diperlukan sebuah hubungan timbal balik yang yang erat maka diperlukan sebuah koordinasi antar lingkungan pendidikan. Dalam menentukan kirikulum lingkungan formal (sekolah) baiknya untuk mepertimbangankan faktor lingkungan keluarga dan masyarakat. Bahkan kalau memungkinkan melibatkan keluarga anak didik dan tokoh masyarakat dalam merumuskan kurikulum pendidikan.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Ngalim Mp. 1994. Ilmu Pendidikan Teoritis & Praktis. PT. Remaja Rosda Karya: Bandung.

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta:

Jakarta.

 


No comments:

Post a Comment