Sebagaimana
yang kita ketahui bahwa pelaksanaan pendidikan sejak jaman silam sampai
sekarang ini ternyata para pendidik telah mempergunakan alat pendidikan yang
bermacam-macam walaupun diakui alat pendidikan yang digunakan ada kekurangannya
Banyaknya
salah persepsi pendidik dalam menggunakan alat pendidikan yang mengakibatkan
sesuatu yang buruk terjadi pada anak didik misalnya hukuman yang bersifat
membawa anak didik cedera. Karena pada dasarnya persepsi orang akan hukuman adalah
tindakah yang dijatuhkan kepada anak yang melanggar walaupun dengan bentuk
apapun. Hukuman itu dan dilakukan dengan cara tidak sadar dan sengaja tanpa
melihat hal buruk apa yang akan terjadi pada anak didik dan hukuman itu bukan
dengan harapan agar anak tersebut menyadari kesalahannya dan berjanji tidak
mengulanginya lagi.
Setelah mengetahui alat pendidikan diperlukan
pemahaman mengenai lingkungan pendidikan karena hal tersebut tidak bisa
dipisahkan. Lingkungan pendidikan merupakan salah satu komponen dalam sistem
pendidikan. Pada hakikatnya lingkungan
pendidikan merupakan sesuatu yang ada di luar individu, walaupun ada juga
yangmengatakan bahwa ada lingkungan
yang terdapat dalam individu.
Oleh
karena itu, kami menjelaskan secara rinci dalam makalah kami pengertian dan
jenis alat pendidikan dan lingkungan pendidikan yang mempengaruhi peserta
didik.
B.Tujuan
1.Mengetahui pengertian dan macam alat
pendidikan.
2.Memahami cara-cara menggunakan alat pendidikan.
3.Mengetahui pengertian dan macam lingkungan
pendidikan.
4.Mengetahui fungsi lingkungan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Alat Pendidikan
Alat pendidikan adalah segala
sesuatu yang secara langsung membantu terwujudnya pencapaian tujuan pendidikan,
atau dengan kata lain alat pendidikan adalah situasi dan kondisi yang sengaja
dibuat oleh guru untuk membantu terwujudnya tujuan pendidikan.
Sementara itu, Ahmad D. Marimba memandang alat pendidikan dari aspek
fungsinya, yakni ; alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah
usaha mencapai tujuan (untuk mencapai tujuan selanjutnya).
Dalam praktik pendidikan, istilah pendidikan
sering diidentikkan dengan media pendidikan, walaupun sebenarnya pengertian
alat lebih luas daripada media. Media pendidikan adalah ”Alat, metode dan
tekhnik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas komunikasi dan
interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran
di sekolah.”
Alat pendidikan
berkaitan dengan tindakan atau perbuatan pendidik. Macam alat pendidikan
menurut wujudnya meliputi:
1.Perbuatan
pendidik, yakni alat pendidikan yang bersifat non material, sering disebut
software. Alat pendidikan non material ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a.Bersifat
mengarahkan: memberi teladan, membimbing, menasehati, perintah, pujian dan hadiah.
b.Bersifat
mencegah: melarang atau mencegah, menegur, mengancam dan bahkan menghukum.
Penggunaan alat pendidikan yang berupa tindakan pendidik adalah:
teladan, pujian dan hadiah, perintah, larangan, teguran, ancaman, dan hukuman.
2.Benda-benda
sebagai alat bantu pendidikan à
bersifat materi dan sering disebut hardware. Contohnya adalah: buku-buku,
gambar, alat permainan, alat peraga, alat laboratorium, meja kursi, papan
tulis, OHP dsb.
Sesuai
dengan metode pandidikan, agar alat pendidikan tersebut dapat dikatakan baik
jika memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.Tujuan
pendidikan,alat pendidikan harus sesuai
dengan tujuan pendidikan tertentu, misalnya mendidik anak untuk makan dengan
sopan maka alat pendidikan yang sesuai adalah melalui tindakan memberi contoh.
b.Pendidik,
Pendidik harus memahami peranan alat tersebut dan cakap dalam menggunakanya.
Pendidik harus mengetahui karakteristik peserta didiknya, harus disesuaikan
pula dengan situasi, kondisi, ruang dan waktu.
c.Peserta didik, Peserta
didik mampu menerima penggunaan alat pendidikan dan tidak menimbulkan akibat
sampingan yang merugikan peserta didik.
Ketiga hal tersebut merupakan
komponen terpenting dalam sistem pendidikan sehingga harus diperhatikan. Menurut
Ki Hajar Dewantara yang kita maksudkan dengan perkataan peralatan itu
sebenarnya alat-alat yang pokok, cara-caranya mendidik. Cara-cara itu sangat
banyak antara lain.
1.Memberi contoh
(voorbeeld)
2.Pembiasaan
Anak-anak dapat menurut
dan taat kepada peraturan-peraturan dengan jalan membiasakannya dengan
perbuatan-perbuatan yang baik, di dalam rumah tangga atau keluarga, di sekolah
dan juga di tempat lain.
Supaya pembiasaan itu
dapat lekas tercapai dan baik hasilnya, harus memenuhi beberapa syarat
tertentu, antara lain :
a.Mulai membiasaan itu sebelum terlambat, jadi sebelum anak itu mempunyai kebiasaan lain yang berlawanan dengan hal-hal yang akan
dibiasakan.
b.Pembiasaan itu hendaklah
terus menerus (berulang-ulang) dijalankan secara teratur sehingga akhirnya
menjadi suatu kebiasaan yang otomatis. Untuk itu dibutuhkan pengawasan.
c.Pembiasaan hendaklah konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh terhadap pendiriannya
yang telah diambilnya.
d.Pembiasaan yang
mula-mulanya mekanistis itu harus makin menjadi pembiasaan yang disertai kata
hati anak itu sendiri
3.Pengawasan
Pengawasan itu penting sekali dalam
mendidik anak. Tanpa pengawasan berarti membiarkan anak berbuat sekehendaknya
anak tidak akan dapat membedakan yang baik dan yang buruk, tidak mengetahui
mana yang seharusnya dihindari atau tidak senonoh dan mana yang boleh dan harus
dilaksanakan, mana yang membahayakan dan mana yang tidak.
Tetapi pendapat para ahli didik sekarang umumnya, sependapat bahwa
pengawasan adalah alat pendidikan yang penting dan harus dilaksanakan, biarkan
secara berangsur-angsur anak itu harus diberi kebebasan. Pendapat yang akhir
ini mengatakan bukankah kebebasan itu yang dijadikan pangkal atau permulaan
pendidikan, melainkan kebebasan itu yang hendak diperoleh pada akhirnya.
4.Perintah
bukan hanya apa yang
keluar dari mulut seseorang yang harus dikerjakan oleh orang lain. Melinkan
dalam hal ini termasuk pula peraturan-peraturan umum yang harus ditaati oleh
anak-anak. Tiap-tiap perintah dan peraturan dalam pendidikan mengandung
norma-norma kesusilaan, jadi bersifat memberi arah ke yang lebih
baik.
Syarat-syarat memberi
perintah antara lain :
a.Perintah hendaknya terang
dan singkat, jangan terlalu banyak komentar, sehingga mudah dimengerti oleh
anak.
b.Perintah hendaknya disesuaikan dengan keadaan dan umur anak sehingga jangan
sampai memberi perintah yang tidak mungkin dikerjakan oleh anak itu. Tiap-tiap
perintah hendaknya disesuaikan dengan kesanggupan anak.
c.Kadang-kadang perlu pula kita mengubah perintah itu menjadi suatu peritah
yang lebih bersifat permintaan sehingga tidak terlalu keras kedengarannya. Hal
ini berlaku lebih-lebih terhadap anak yang sudah besar.
d.Janganlah terlalu banyak dan berlebihlebihan memberi perintah,sebab dapat
mengakibatkan anak itu tidak patuh, tetapi menentang, pendidik hendaklah hemat
akan perintah.
e.Pendidik hendaklah konsekuen terhadap apa yang telah diperintahkannya,
suatu perintah yang harus ditaati oleh seorang anak, berlaku pula bagi anak
lain.
f.Suatu perintah yang bersifat mengajak, sipendidik turut melakukannya,
umumnya lebih ditaati oleh anak-anak dan dikerjakannya dengan gembira.
5.Larangan
Di samping memberi
perintah, sering pula kita harus melarang perbuatan anak-anak. Larangan itu
biasanya kita keluarkan jika anak melakukan sesuatu yang tidak baik, yang
merugikan, atau dapat membahayakan dirinya.
Seorang ayah dan ibu yang
sering melarang perbuatan anaknya, dapat mengakibatkan bermacam-macam sifat
atau sikap yang kurang baik pada anak itu, seperti :Keras kepala atau melawan, Pemalu dan penakut, Perasaan kurang harga diri, Kurang mempunyai perasaan
tanggung jawab, Pemurung atau pesimis, Acuh tak acuh terhadap
sesuatu (apatis) dan sebagainya.
Syarat-syarat yang harus
diperintahkan dalam melakukan larangan diantaranya :
a.Sama halnya dengan perintah, larangan itu harus diberikan dengan singkat, supaya
dimengerti maksud larangan itu.
b.Jangan terlalu sering melarang, akibatnya tidak baik bagi anak-anak yang
masih kecil, larangan dapat dicegah dengan membolehkan perhatian anak kepada
sesuatu yang lain, yang menarik minatnya.
5. Ganjaran
Ganjaran adalah salah satu alat pendidikan yang untuk mendidik anak-anak
supaya anak dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat
penghargaan. Pendidik bermaksud suapaya dengan ganjaran itu anak menjadi lebih
giat lagi usahanya untuk mempertinggi prestasi yang telah dicapainya untuk
bekerja atau berbuat lebih lagi.
Beberapa macam perbuatan atau sikap pendidik yang dapat merupakan ganjaran
bagi anak didiknya.
a.Guru mengangguk-angguk
tanda senang dan membenarkan suatu jawabanyang diberikan oleh seorang anak.
b.Guru memberi kata-kata
yang menggembirakan (pujian) seperti, ”Rupanya sudah baik pula tulisanmu, mun,
kalau kamu terus berlatih, tentu akan lebih baik lagi”.
c.pekerjaan dapat juga
menjadi suatu ganjaran. Contoh ”Engkau akan segera saya beri soal yang lebih
sukar sedikit, Ali, karena yang nomor 3 ini rupa-rupanya agak terlalu baik
engkau kerjakan.
d.ganjaran dapat juga berupa
benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak-anak. Misalnya pensil, buku
tulis, gula-gula atau makanan yang lain.
6.Hukuman
Hukuman adalah alat
pendidikan yang tidak lepas dari sistem kemasyarakatan serta kenegaraan yang
berlaku pada waktu itu, dengan kata lain hukuman adalah penderitaan yang
diberikan atai di timbulkan dengan sengaja oleh seseorang.
B.Lingkungan
Pandidikan
Lingkungan
secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya,
keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidupa
lainnya. Lingkungan dibedakan
menajdi lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati, lingkungan buatan
dan lingkungan sosial. Sebagai contoh saat berada di sekolah, lingkungan
biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua
orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun
sekolah serta hewan- hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik
berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda
mati yang ada di sekitar.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif
dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Sedangkan lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbgai factor
lingkungan yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan
sebagai berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang
merupakan bagian dari lingkungan sosial.
Pada hakikatnya lingkungan
pendidikan merupakan sesuatu yang ada di luar individu, walaupun ada juga
yangmengatakan bahwa ada lingkungan
yang terdapat dalam individu.
Lingkungan pendidikan meliputi:
1.Lingkungan
fisik (keadaan iklim, keadaan alam)
2.Lingkungan
budaya (bahasa, seni, ekonomi, politik, pandangan hidup, keagamaan dan lainya)
3.Lingkungan
sosial/masyarakat (keluarga, kelompok bermain,organisasi)
Dalam GBHN disebutkan pendidikan
berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan keluarga sekolah dan
masyarakat. Karena itu pandidikan merupakan tanggung jawab bersama antar
keluarga, pemerintah dan masyarakat.
Ki Hajar Dewantara membedakan lingkungan
pendidikan berdasar pada kelembagaan yang disebut tri pusatpendidikan
1.Lingkungan
Keluarga
Keluarga
merupakan pusat pendidikan yang pertama dan utama karena dalam keluarga itulah
kepribadian anak terbentuk. Keluarga mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perkembangan kepribadian anak. Pengaruh semakin berkurang jika anak semakin
dewasa. Keluarga inilah yang dikenal oleh anak sebagai kesatuan hidup bersama.
2.Lingkungan
sekolah
Pengaruh
sekolah atau balai wiyata adalah lingkungan pendidikan yang mengembangkan dan
meneruskan pendidikan anak menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan
bertingkah laku yang baik. Sekolah merupakan lembaga sosial formal yang
didirikan oleh negara maupun yayasan tertentu unntuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Sekolah disatu pihak mewakili orangtua atau masyarakat dipihak lain
mewakili negara.
3.Lingkungan
Organisasi Pemuda
Organisasi
pemuda ada yang bersifat informal (kelompok debaya, kelompok bermain) maupun
yang bersifat formal yang diusahakan baik oleh pemerintah maupun yng diusahakan
oleh yayasan tertentu. Lingkungan pendidikan ini diharapkan mampu membina
pemuda-pemudi melalui pendidikan diri sendiri memadukan perkembangan
kecerdasan, budi pekerti dan perilaku sosial.
Fungsi Lingkungan Pendidikan Terhadap Proses
Pendidikan Manusia
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah
membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya,
utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai
tujuan pendidikan yang optimal. Antara lingkungan yang sau dengan lingkungan
yang lain tidka mungkin untuk berdiri sendiri. Terdapat hubungan timbale balik
dan saling mempengaruhi antar lingkungan pendidikan.
Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan
sikap dan sifat manusia. Lingkungan sekolah sebagai bekal skil dan ilmu
pengetahuan, sedangkan lingkungan masayarakat merupakan tempat praktek dari
bekal yang diperoleh di keluarga dan sekolah sekaligus sebagai tempat
pengembangan kemampuan diri.
Melihat hal diatas maka sudah selayaknya
terdapat koordinasi antar lingkungan sehingga terjadi keselarasan dan
keserasian dalam menjadikan manusia yang berpendidikan dan berkepribadian
unggul.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Proses
mencapai tujuan pendidikan untuk menghasilkan manusia yang unggul baik secara
pribadi maupun penguasaan ilmu pengetahuan tidak hanya tergantung tentang
bagaiamana sistem pendidikan di jalankan oleh lingkungan pendidikan formal.
Namun juga dipengaruhi oleh alat pendidikan yang digunakan serta lingkungan
pendidikan. Selain itu dalam menggunakan alat pendidikan diperlukan cara-cara
yang sesuai dengan perkembangan kepribadian anak dan psikologi anak.
Antara lingkungan pendidikan yang satu dan
lingkungan yang lain yang disebut sebagai tripusat pendidikan tidak dapat
berdiri sendiri, namun ada hubungan saling mempengaruhi diantara lingkungan
pendidikan
Saran
Melihat
kenyataan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal diperlukan
sebuah hubungan timbal balik yang yang erat maka diperlukan sebuah koordinasi
antar lingkungan pendidikan. Dalam menentukan kirikulum lingkungan formal
(sekolah) baiknya untuk mepertimbangankan faktor lingkungan keluarga dan
masyarakat. Bahkan kalau memungkinkan melibatkan keluarga anak didik dan tokoh masyarakat
dalam merumuskan kurikulum pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto,Ngalim Mp. 1994. Ilmu Pendidikan Teoritis & Praktis. PT. Remaja Rosda Karya: Bandung.
Tirtarahardja, Umar
dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta:
No comments:
Post a Comment