Pemikiran politik komunis
berawal dari zaman Yunani kuno sampai zaman modern yang dikemukakan oleh
beberapa pemikir yang berbeda-beda. Ideologi komunis tersebut ada yang bersifat
lkeras dan lunak. Maka perlu diketahui mengapa hal itu terjadi, padahal
pemikiran komunis berasal dari ajaran Marxisme.
Perlunya mengetahui
sejarah perkembangan pemikiran politik yang berpengaruh pada ideologi dan
kemudian sistem politiknya. Karena ketiganya saling berpengaruh. Ideologi merupakan suatu sistem nilai atau kepercayaan yang
diterima sebagai fakta atau kebenaran oleh kelompok tertentu. Ideologi terdiri
dari sikap terhadap berbagai lembaga dan proses kemasyarakatan. Setiap negara
pasti memiliki ideologi. Pada makalah ini terbatas hanya akan membahas ideologi
komunis beserta landasan filosofisnya dan sistem politiknya.
B.Rumusan Masalah
1.Bagaimanakah perkembangan
pemikiran politik komunis?
2.Siapa sajakah
pemikir politik komunis tersebut dan bagaimana ajarannya?
3.Bagaimanakah
ideologi komunis tersebut dapat berkembang menjadi sistem politik komunis dalam
suatu negara yang menganutnya?
C.Tujuan
1.Mengetahui sejarah
pemikiran politikkomunis.
2.Memahami ajaran
tokoh pemikir komunis.
3.Memahami sistem
politik komunis sebagai perkembangan dari ideologi komunis.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Perkembangan Pemikiran
Politik Komunis
Perkembangan pemkiran komunis dikenal pada masa Yunani kuno, yaitu
ajaran Plato dengan teori kolektivismenya.
Perkembangan pemikiran politik selanjutnya adalah pada masa Romawi.
Bangsa Romawi telah menciptakan kerangka politik yang membantu mempertahankan
nilai-nilai negara-kota dan menyebarkan ide-ide Hellenisme dan kekristenan di
seluruh Barat. Bangsa Romawi memandang otoritas politik dari sudut hukum dan
konstitusi. Romawi menunjukkan bahwa kekuatan sosial-ekonomi bisa diimbangi
atau dimoderasi melalui rencana pemerintah dengan pemisahan kekuasaan. Tokoh
pada saat itu adalah Cicerio dan para kolegannya yang telah memberikan
sumbangan penting bagi perkembangan pemerintahan konstitusional. Pada masa ini
pemikiran komunis tidak berkembang.
Setelah itu abad pertengahan. Pemikiran politik dan pengetahuan tidak berkembang karena adanya dokrinasi dari
gereja yang melarang segala pemikir yang berbeda dengan dokrin gereja. Abad
pertengahan disebut abad kegelapan kamudian muncul abad pencerahan (renaisan)
abad XIV-XVI. Munculah semangat baru untuk berkarya kembali. Semangat baru ini
mempunyai pengaruh besar pada pemikiran politik pada masa itu. Pemikiran yang
berkembang adalah pemikiran liberalis dengan sistem ekonomi kapitalis yang
merupakan musuh komunis.
Selanjutnya pada zaman modern atau zaman kontemporer (abad 16, 17
dan 18). Pusat perhatiannya banyak ditunjukkan pada hukum dan lembaga-lembaga
negara dan muncullah ideologi-ideologi politik kontemporer. Pemikiran politik
komunis yang berkembang adalah pemikir Karl Marx (1770-1831), Vladimir Ilyich
Lenin (1870-1924), Joseph Stalin (1879-1953) dan Mao Ze Dhong (1893-1976).
B.Tokoh Pemikiran
Politik Komunis
1.Plato (429-347
SM)
Berangkat dari Filsuf Yunani yang
dihormati sepanjang zaman ini lahir pada tahun 427 SM, empat tahun setelah
mulainya perang Perang Peloponnesia. Plato dikenal sebagai pemikir politik
idealis-empiris. Pemikirannya dapat dijelaskan sebagai berikut
a.Metafisika, yang mencari dan membicarakan apa
yang sebenarnya hakikat segala yang ada.
b.Etikaà tentang sikap yang benar dan baik serta sebaliknya.
c.Mengenai
pendidikan yang harus dijalankan seseorang dalam hidup ini.
d.Mengenai
pemerintahan seharusnya
Juga pengemuka politeia dan
republic. Bagi Platokepentingan
perorangan harus disesuaikan dengan kepentingan masyarakatnya. Dengan demikian
Plato lebih cenderung untuk menciptakan adanya rasa kolektivisme, rasa bersama
daripada penonjolan pribadi perorangan.
Mengenai cara kehidupan sosial,
Plato mengemukakan semacam komunisme yang melarang adanya hak milik dan ikatan
keluarga. Tetapi komunisme cara Plato ini terbatas hingga kelas-kelas penguasa
dan pembantu penguasa saja, sedangkan kelas pekerja dibenarkan memiliki hak
milik dan ikatan keluarga. Karena menurutnya ancaman yang paling serius bagi
kesatuan negara terletak pada perselisihan yang pasti muncul da antara mereka
yang kaya dengan yang tidak. Sehingga dia melarang adanya hak milik pada
panguasa dengan tujuan menghapuskan kekayaan pribadi kelas penguasa. Apa yang
ditakutkanya Plato adalah menyatunya kekuatan ekonomi dan politik. Sedangkan
menganai ikatan keluarga menurutnya merupakan sumber perselisihan dalam
masyarakat selain hak milik, karena kasih sayang dan kekhawatiran bagi satu
keluarga merupakan bentuk pencarian diri yang berkompetisi dengan negara demi
kepatuhan penguasa. Dalam hal ini dilakukanlah penghapusan unit keluarga untuk
tidak menjadi kelompok yang memerintah. Menurutnya mereka yang berhak menjadi
penguasa hanyalah mereka yang memahami prinsip kebajikan. Teorinyaa mengenai
pengetahuan, membuat pemahaman yang benar mengenai hakekat sulitnya berpolitik.
(Syam, Firdaus. 2007:26).
2.Karl Marx
(1770-1831)
Menurut Karl Mark masyarakat bukan
terdiri atas individu-individu melainkan terdiri dari atas kelas-kelas.Yang
dimaksud kelas ialah kelompok orang yang memiliki pola hubungan yang sama
terhadap sarana produksi. Karena mereka mempunyai pola hubungan yang sama
terhadap sarana produksi, mereka mengembangkan pandangan yang khas terhadap
diri mereka dan dunia sekitarnya.
Menurut Marx seorang anggota
masyarakat tidak mengembangkan dirinya secara individual dalam situasi yang
vakum melainkan dari dan melalui kelas ia tergolong. Individu tidak membentuk
nilai-nilai dan gagasan mereka tentang politik ataupun apa saja yang menjadi
kebutuhan mereka.akan tetapi gabungan dari individu itulah sebagai kelas yang
membentuk nilai, gagasan dan kebutuhan. (Surbekti, Ramlan. 2007:30)
Marx memiliki analisis perubahan
sejarah yakni adanya faktor materi atau ekonomi, yang dimaksud adalah pekerjaan
jasmaniah atau produksi kebutuhan material manusia mendasari perkembangan
kehidupan masyarakat. Marx mengatakan bahwa sejarah seluruh masyarakat yang ada
tidak lain adalah sejarah perjuangan kelas, seperti yang dikemukakan oleh Luer
mengenai inti dari materialisme
a.Sebab terjadi
perubahan dan proses sejarah harus dilacak dalam bentuk serta cara produksi
ekonomi masyarakat, bukan dalam gagasan atau filsafat.
b.Setiap
masyarakat selalu dicirikan oleh adanya basis serta suprastruktur dimana basis
menentukan suprastruktur
c.Perubahan itu
disebabkan oleh adanya antagonisme, kontradiksi kelas sosial
d.Masyarakat
kapitalis melahairkan kondisi material yang akhirnya menghancurkan masyarakat
tersebut.
Oleh sebab itu analisis Marx yang
terpenting adalah materi atau ekonomi menentukan perkembangan dan perubahan
sejarah. Itulah sebabnya bila imperalisme dan kapitalisme itu akan dihancurkan
oleh faktor produksi harus direbut oleh mereka yang ditindas akibat sistem
kapitalisme tersebut, yakni melalui perjuangan kelas kaum buruh.(Syam,
Firdaus.2007:171).
Negara menurut Marx sebagai alat
belaka dari kelas penguasa (berpunya) untuk menindas kelas tang dikuasai (yang
tidak berpunya). Memahami pemikiran Marx mengenai negara harus dipahami dalam
konteks sosial sejarah dimana dia hidup. Marx hidup saat Eropa di abad XIX
dengan peradapan industri dimana keberpihakkan pada kelompok borjuis kapitalis
dengan menyengsarakan kelompok terbesar yakni kelas proletariat.
Industrialisasi saat itu telah menimbulkan suatu penderitaan, kesengsaraan dan
tragedi yang memilukan atas kaum burh yang bekerja di pabrik milik kaim
borjuis. Keadaan ini yang melahirkan pemikiran dalam pandangan Marx bahwa
negara hanya alat bagi kaum borjuis dan kapitalis. Oleh karena itu lembaga
negara menjadi tidak ada gunanya.
Untuk melakukan perubahan menuju
masyarakat sosialis dan akhirnya masyarakat komunis yang tanpa kelas diperlukan
suatu revolusi. Revolusi yang digunakan Marx saat itu adalah, Revolusi yang
dipelopori oleh kaum borjuis yang hendak menghancurkan kaum feodal. Kemudian revolusi
yang dilakukan oleh kelas pekerja dalam usaha menghancurkan golongan borjuis.
3.Vladimir Ilyich
Lenin (1870-1924)
Lenin selalu menganggap dirinya
sebagai pengikut setia Marx, akan tetapi sebagai seorang praktisi, ia melakukan
perannya di Uni Soviet bukan di kawasan Eropa Barat. Ia memperkenalkan
pendekatan baru dalam perjuangan kelas, strategi organisasi komunis yang
hakikatnya menjadi berbeda. Dengan cara itu lahirlah konsep Marxisme-Leninisme:konsep
yang mengkombinasikan beberapa pemikiran Marx yang orisinil dengan berbagai
formula yang disusun Lenin. Lenin mempunyai pandangan yang berbeda dengan Marx.
Bagi Lenin partai haruslah partai kader, artinya tidak perlu memiliki massa
yang besar tetapi anggotanya terdiri atas orang-orang yang revolusioner itu
adalah orang yang aktif.
Adanya sikap berbeda pemikiran
antara Marx dan Lenin mengenai pendirian suatu partai itu menyebabkan
terjadinya dua pengelompokan di kalangan revolusi di Uni Soviet. Dengan
pendirian Lenin inimereka terpecah
menjadi dua golongan yaitu golongan Bolshevic (mayoritas) dan Menshevic
(minoritas). Lenin sendiri berada pada pimpinan golongan mayoritas. Lenin tidak
mengikuti konsep Marx mengenai revolusi tahap pertama, baginya cara itu akan
melemahkan semangat pejuang revolusioner dengan mengikutkan kaum Borjuis dalam
revolusi akan menghilangkan kepercayaan massa. (Syam, Firdaus. 2007:191)
Menurutnya
aktivis komunis dapat dilakukan dengan jalur:
a.Para buruh
harus membentuk organisasi buruh, bila perlu partai komunis beroperasi secara
terbuka, sesuai dengan hukum serta melibatkanpublik sejauh kondisi mengijinkan.
b.Melakukan
infiltrasi, membentuk sel-sel dalam berbagai lembaga sosial juga terhadap
tentara dan polisi serta lembaga pemerintahan.
c.Harus
melibatkan dalam kegiatan ilegal demikian pula kesempatan yang legal harus
digunakan semaksimal mungkin untuk selalu mengambil alih dan peran sampai
kepada perebutan kekuasaan yang revolusioner.
d.Tenaga
revolusioner profesional bertanggungjawab melakukan perekrutan untuk mata-mata,
pelaku sabotase dan agen untuk semua aktivitas yang berhubungan denganintelijen.
Dalam demokrasi marxisme-leninisme ini memiliki ciri-ciri yang
meliputi:
a.Negara
merupakan penentu dan yang mengatur segala aspek kehidupan yang berlaku dalam
masyarakat. Oleh sebab itu yang dinamakan kebebasan baik yang bersifat
individu, lembaga sosial, agama, ekonomi sampai kepada politik tidak ada.
Demikian pula dalam soal hak pemilikan bersifat pribadi maupun kelompok dan
institusi swasta dibatasi sangat ketat.
b.Sistem ekonomi
yang diberlakukan bukan berdasarkan ekonomi pasar.
c.Tidak adanya
kompetisi politik yang didasarka partisipasi politik yang tumbuh dari kekuatan
kelompok masyarakat sebab partai yang diberlakukan dan diakui hanya satu yang
diketahui sebagai partai tunggal.
(Syam, Firdaus. 2007:197)
4.Joseph Stalin
(1879-1953)
Stalin telah mengubah konsep Lenin
mengenai diktator proletariat yang telah menjadi diktator partai,
akhirnya menjadi diktator pemimpin (Stalin) dengan pencapaian tujuan yang
menghalalkan segala cara. Lenin melakukan hal yang tidak sebagaimana digariskan
Marx akan tetapi Stalin lebih dari sekadar yang dilakukan Lenin. Ia berperan
sebagai pelopor sosialisme, tanpa menunggu gerakan yang dilakukan kelas buruh
serta mempelopori untuk berhasilnya gerakan komunis dunia.
Tindakan yang keras, kejam dengan
disiplin yang tinggi untuk menegakkan sosialisme di dunia, tidak segan untuk
melakukan penghukuman yang berat bagi para penentang aatu mereka yang dianggap
menghalangi.
5.Mao Ze Dhong
(1893-1976)
Ideologi pemikira Maopada dasarnya
tidak hanya lewat persentuhan dengan karya Marx, melainkan juga melalui pengalaman
dan pergumulan langsung dengan imperalisme di daratan Tiongkok. Mao mengakui
sebagai penganut Marxisme-Leninisme, bahkan bagian penting dari pemikirannya
merupakan pandangan Leninisme yang ortodoks. Sejumlah prinsip khas dari
pemikirannya meliputi:
a.Peranan desa
lebih utama daripada kota. Ia menemukan
kemampuan revolusioner ada di wilayah pedesaan. Apabila Marx memandang kekuatan
utama dari revolusioner adalah kaum buruh industri,Mao mengakui hal itu.
b.Tentara merah
lebih penting daripada aksi massa. Efektivitas tentara merah sebagaisuatu
organisasi militer merupakan modal dasar penting bagi perjuangan pengikut Mao
untuk mencapai kegemilangan.
c.Semangat
revolusi lebih penting daripada keahlian teknik.
d.Kekuatan
subyektif lebih penting daripada kenyataan obyektif. Jika ingi revolusi harus
ada partai yang revolusioner tanpa partai yang dibentuk atas dasar teoridan
gaya revolusioner dari Marx, Lenin dan Stalin, tidak mungkin kelas buruh serta
massa rakyat dapat diarahkan untuk mengalahkan imperalisme. (Syam, Firdaus.
2007:213)
C.Memahami
Ideologi Politik Komunis
Konsep ideologi merupakan suatu sistem nilai atau kepercayaan yang
diterima sebagai fakta atau kebenaran oleh kelompok tertentu. Ideologi terdiri
rangkaian sikap terhadap berbagai lembaga dan proses kemasyarakatan. Menurut
Karl-Marx (1818-1883) menyatakan bahwa setiap rangkaian khayalan politis yang
telah dihasilkan oleh pengalaman sosial suatu kelas sebagai sebuah ideologi.
Fungsi ideologi itu sendiri adalah memberi orang-orang yang percaya
suatu gambaran tentang dunia baik sebagaimana adanya maupun sebagaimana
seharusnya, juga mengatur kompleksitas dunia sampai ke sesuatu yang agak
sederhana dan dapat dipahami (Lyman Tower Sargent, 1986:3).
Dari kelima pemikiran diatas berkembanglah ideologi komunis yang
diakui di dunia.Istilah komunismulai populer digunakan setelah revolusi di tahun 1830 di Prancis. Suatu
gerakan revolusi yang menghendaki perubahan pemerintahan yang bersifat
parlementer dan dihapuskannya raja. Istilah komunis pada awalnyamengandung dua pengertian
a.Ada hubungannya
dengan komune, suatu satuan dasar bagi wilayah negara yang berpemerintahan
sendiri, dengan negara itu sendiri sebagai federasian komune-komune itu.
b.Dari istilah
komunisme menunjukkan milik ataukepunyaan bersama.
Ideologi komunis tersebut dianut di
Uni Soviet yang sekarang Rusia dan cina. Sehingga ideologi tersebut juga
berkembang menjadi suatu sistem politik
D.Implementasi
Pemikiran dan Ideologi Politik Komunis terhadap Sistem Politik
1.Pengertian
Sistem Politik
Sistem sendiri mengandung arti sehimpunan bagian
atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu
keseluruhan. Dalam perkembangannya istilah itu mengalami pembiasan sehingga
memiliki banyak arti, tergantung pada obyek dan cakupan pembicaraan. Tetapi
tiap definisi mewujudkan gagasan dari sekelompok obyek atau unsur yang berada
di dalam hubungan struktur dan karakteristik masing-masing yang satu sama lain
berinteraksi pada dasar karakteristik tertentu ( A. Rahman, 2007 : 3).
Sedangakan definisi dari sistem
politik, menurut G.A. Almond dan G.B. Powell adalah sebagai usaha untuk
mengadakan pencarian kearah ruang lingkup yang lebih luas, realism, persisi,
ketertiban dalam teori politik agar hubungannya yang terputus antara comperativ government dengan political theory dapat ditata kembali.
Menurut David Easton dalam A System
Analysis Of Political Life, mengatakan bahwa sistem politik adalah
keseluruhan dari interaksi-interaksi yang mengatur pembagian nilai-nilai secara
autoritatif berdasarkan wewenang untuk dan atas nama masyarakat ( A. Rahman,
2007 : 8 ).
Sedangkan, Sistem Politik menurut Rusadi
Kartaprawira adalah Mekanisme atau cara kerja seperangkat fungsi atau
peranan dalam struktur politik yang berhubungan satu sama lain dan menunjukkan
suatu proses yang langggeng.Menurut Drs. Sukarno, sistem politik adalah sekumpulan
pendapat, prinsip, yang membentuk satu kesatuan yang berhubungan satu sama lain
untuk mengatur pemerintahan serta melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan
dengan cara mengatur individu atau kelompok individu satu sama lain atau dengan
Negara dan hubungan Negara dengan Negara.
2.Perkembanganya
menjadi Sistem Politik Komunis
Melihat negara yang menganut ideologi komunis
seperti Uni Soviet dan Cina sistem politiknya juga menggunakan sistem politik
komunis. Sistem ditandai dengan prinsip sama rasa sama rata dalam bidang
ekonomi dan sekularisme yang radikal saat agama digantikan oleh ideologi
komunis yang bersifat doktriner dan eskatologis. Sistem yang menganut ideologi
komunis tersebut bersumber dari ideologi sosialisme yang atheis. Sebelumnya
berasal dari ajaran Marxisme yaitu ajaran Marx yang dikembangkan oleh Lenin dan
Stalin menjadi ajaranran komunisme.
Kekuasaan pada sistem ini dimonopoli dan
dilaksanakan secara sentral dengan partai tunggal yang memegang kewenangan
memiliki kemampuan menggunakan kekuasaan paksaan yang sangat luas dan mendalam.
KESIMPULAN
Ideologi
merupakan suatu sistem nilai atau kepercayaan yang diterima sebagai fakta atau
kebenaran oleh kelompok tertentu. Ideologi terdiri dari sikap terhadap berbagai
lembaga dan proses kemasyarakatan. Ideologi politik bersumber dari landasan
teoritis pemikiran politik. Pemikiran politik tersebut berkembang dari zaman
Yunani kuno sampai zaman modern. Kadang pemikiran tersebut saling bertolak
belakang dan bertentangan, sehingga ideologi yang muncul juga berbeda-beda.
Dalam sistem politik ideologi juga bisa sebagai landasan untuk mengetahui model
sistem poolitik dari suatu negara. Misalnya negara yang menganut ideologi
komunis maka kemungkinan besar sistem politik yang digunakan juga sistem
politik komunis.
DAFTAR PUSTAKA
A.Rahman
. 2007. Sistem Politik Indonesia.
Jakarta : Graha Ilmu
Cholisin
dkk. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Yogyakarta : UNY Press
Ramlan
Surbakti. 2007. Memahami llmu Politik.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Sargent,
Lyman Tower. 1986. Ideologi Politik Kontemporer. Jakarta : Bina Aksara
Schmandt,
Henry J. 2002. Filsafat Politik.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
No comments:
Post a Comment